'Jangan pernah berhenti mencintai Liverpool, jangan pernah berhenti dukung Liverpool'.
Pesan itu disampaikan oleh paman Alief Ryanda pada 26 Desember 2004
saat diserang stroke. Karena kecintaannya, pemuda 19 tahun itu nekat
naik motor dari Banda Aceh ke Jakarta demi menyaksikan Liverpool.
Berawal dari permainan di playstation, sang paman memberikan
sebuah poster besar mantan penyerang Liverpool, Michael Owen, sebagai
hadiah ulang tahunnya yang ketujuh kepada Alief. Sejak saat itu, hatinya
mulai berkata Liverpool adalah klub favorit.
Rasa cinta kepada The Reds semakin dalam ketika Alief mengenang bencana
tsunami yang menerjang Aceh sembilan tahun silam. Ketika tsunami
menerjang, pamannya terbaring sakit akibat stroke di sebuah rumah sakit.
Akibat tsunami, rumah sakit itu hancur sehingga pamannya harus
diungsikan ke Medan agar mendapatkan perawatan yang lebih memadai.
Dilansir Tribunnews, Dengan menumpang mobil, Alief terus
menemani sang paman. Sepanjang perjalanan Alief terus memegangi tangan
sang paman. Ketika mobil yang mengangkut mereka melintas di Lhokseumawe,
tiba-tiba sang paman yang juga penggemar Liverpool menyanyikan lagu You'll Never Walk Alone yang menjadi lagu kebesaran The Reds.
"Dia pun berpesan kepada saya, jangan pernah berhenti mencintai
Liverpool, jangan pernah berhenti mendukung Liverpool," kenang Alief.
Pesan itu ditanamkan betul oleh Alief di dalam hati dan pikirannya.
Rencana tur pramusim Liverpool ke Jakarta membuat Alief tergerak untuk
berangkat ke Jakarta demi menyaksikan mereka dari dekat.
Rombongan Liverpool dijadwalkan tiba siang ini di Bandara Halim
Perdanakusuma, Jakarta. Sebanyak 25 pemain, dipimpin sang Kapten Steven
Gerrard, The Reds akan menjajal tim Indonesia XI di Stadion Gelora Bung
Karno, Jakarta, Sabtu (20/7/2013) malam.
Sayang, karena kondisi keuangannya sedang tidak bagus, Alief tidak bisa
membeli tiket pesawat terbang dan tiket pertandingan. Alief pun tidak
memiliki waktu lagi untuk menabung karena waktu yang terlalu mepet.
"Saya sudah frustrasi tidak dapat tiket. Teman-teman saya sebanyak 29 orang sudah dapat tiket dan berkata 'Seharusnya kamu yang ke-30.'," kata Alief.
"Saya sudah frustrasi tidak dapat tiket. Teman-teman saya sebanyak 29 orang sudah dapat tiket dan berkata 'Seharusnya kamu yang ke-30.'," kata Alief.
Dalam suasana hati yang tidak karuan, Alief mendapatkan pencerahan.
Adalah Asrori, Koordinator Wilayah Big Reds Aceh yang mencetuskan ide
untuk mengendarai motor dari Banda Aceh ke Jakarta.
"Al, kenapa kamu tidak berangkat naik motor Mio saja? Kami naik pesawat,
kamu naik Mio. Bikin sensasi, biar beda dari orang lain. Tiket
pertandingan bisa dibeli di GBK atau tunggu anggota yang batal
berangkat," ujar Alief menirukan ucapan Asrori.
Alief memang pernah seorang diri menempuh perjalanan darat dengan sepeda
motor Yamaha Mio miliknya. Ketika itu Alief menempuh perjalanan selama
satu bulan untuk memenuhi nazar setelah lulus SMU.
Ucapan Asrori menggugah pemikiran Alief. Demi cintanya kepada Liverpool,
Alief pun setuju untuk berangkat ke Jakarta dengan sepeda motor. Selain
ucapan Asrori, Alief juga mengaku terinispirasi oleh film berjudul
"Will".
Alkisah seorang anak berusia 10 tahun yang menggemari Liverpool menempuh
perjalanan darat dari London untuk menyaksikan final Liga Champions
2005 antara Liverpool dan AC Milan di Istanbul, Turki. "Itu kan film.
Saya ingin membuat film itu menjadi nyata. Saya pun berpengangan pada
prinsip, hidup dalam mimpi atau mati dalam mencoba," jelas Alief.
Setelah mendapatkan izin dari orangtua dan uang saku sebesar Rp 2,5 juta
dari neneknya, Alief akhirnya berangkat ke Jakarta pada Jumat
(12/7/2013) selepas Sahur.
Medan menjadi kota tujuan pertama dan tiba saat berbuka puasa. Setelah
meneruskan perjalanan dan menginap semalam di Tebing Tinggi, Alief
menuju ke Kisaran.
Petaka pun datang selepas dia bermalam di Kisaran. Bertolak dari Kisaran
pada Minggu (14/7) pukul 12.00 WIB, Alief berencana ke Asahan dan
langsung menuju ke Pekanbaru, Riau. Malang tak dapat ditolak, sekitar
pukul 14.00 WIB, Alief yang mengemudikan sepeda motornya dengan
kecepatan tinggi tidak sempat menghentikan laju kendaraannya ketika
sebuah truk pengangkut sawit berhenti di hadapannya.
Gubraakk! Sepeda motornya menghantam bagian belakang truk dan tubuhnya
terlempar. "Bagian depan motor saya rusak parah. Kepala saya terbentur
ke aspal," tutur Alief.
Oleh warga setempat, Alief dilarikan ke Puskesmas untuk mendapatkan
pertolongan. Dasarnya sedang apes, salah satu tas ransel yang dibawa
Alief dijarah oleh warga karena ditinggalkan di lokasi kejadian. Di
dalam tas tersebut terdapat 8 jersey Liverpool, jaket Liverpool, jam
tangan, charger handphone, serta hard disk.
"Saya cuma disisakan dua jersey. Yang lainnya masih baru, bahkan ada dua
yang masih ada di dalam plastik," katanya mengungkapkan kekecewaan.
Alief lalu kembali ke Kisaran sambil menunggu perbaikan sepeda motornya.
Alief berencana memaksa tetap melanjutkan rencananya ke Jakarta dengan
sepeda motor, namun kondisi fisiknya sudah tidak kuat lagi untuk
menempuh perjalanan yang sangat jauh itu. Lutut kanan Alief sempat
bergeser meski sekarang sudah membaik setelah diurut.
"Saya sangat kecewa tidak bisa memenuhi apa yang ingin dibuktikan ke orang lain," ujar Alief yang berstatus mahasiswa.
Selalu ada berkah di balik duka. Kabar kecelakaan yang menimpa Alief
saat mengendarai sepeda motor ke Jakarta menyebar luas. Peristiwa pahit
itu mengundang simpati sesama fans Liverpool di Tanah Air.
Pengurus Big Reds, komunitas penggemar Liverpool di Indonesia, di
Jakarta pun berinisiatif memberikan bantuan dana untuk membeli tiket
pesawat terbang kepada Alief melalui Big Reds Medan. Alief pun tetap
bisa menyaksikan The Reds bertanding di Jakarta. Impiannya untuk bertemu
sang pemain idola, Steven Gerrard, sedikit lagi terealisasi.
"Jujur, mungkin saya akan pingsan kalau bertemu Gerrard. Saya tidak akan
terpikir untuk bercerita pengalaman saya ke Jakarta. Pikiran saya akan
kosong di depan Gerrard," ujar pemuda.